Cianjur -jurnalnewssite.com
Bagai disambar petir, kenyataan yang harus diterima Enang Munajat (50) orangtua M Enda Suryadi (7) bocah pelajar SD yang tersengat listrik tegangan tinggi pada tangan kanannya harus diamputasi.
Dilansir dari pemberitaan beberapa waktu lalu, seorang bocah pelajar SD, yang sedang bermain dirumah tetangganya, tersengat listrik tegangan tinggi di Kampung Kedung Hilir RT. 01 RW. 03, Desa Sukamanah Kecamatan Cugenang, Cianjur.
Segelintir warga setempat menyebutkan, untuk mengamputasi tangan kanan Enda yang tersengat listrik beberapa waktu lalu, membutuhkan biaya yang sangat besar.
"Saat ini keluarganya membutuhkan uluran tangan dari semua pihak, terutama pihak PLN. Karena untuk melakukan amputasi dan penyembuhannya, memerlukan biaya yang tidak sedikit" kata warga.
"Ya, ini kan musibah tidak disangka dan tidak diharapkan terjadi, istilahnya secara tiba-tiba. Maklum namanya juga anak-anak, pasti semua orangtua manapun menyadari. Terus terang saya butuh bantuan, minimalnya bisa dibiayai oleh pihak PLN sebagai bentuk tanggung jawab, atau kalau ada seorang dermawan atau siapapun yang mau peduli," kata Deni Sunarya (40) alias Mang Gawel, yang sebelumnya pernah mencalonkan sebagai Bupati Kabupaten Cianjur, kepada awak media, Minggu (18/6).
Masih menurut Mang Gawel, lebih jelasnya minta pertanggung jawaban pihak PLN, atau mungkin dari Pemkab Cianjur melalui dinas terkait, untuk mempasilitasi guna membantu kepada keluarga korban. Karena kasihan juga orangtuanya hanya sebagai kuli serabutan (kuli panggul,red).
Jelas dalam hal ini pihak PLN harus bertanggung jawab, karena ini kan kecelakaan bukan disengaja, ujar mang Gawel.
"Penghasilan ekonominya pas-pasan, jadi perlu dibantu. Apalagi harus diamputasi, orangtuanya mencari solusi yang terbaik, bisa tidak kalau tidak diamputasi? Mengingat masa depan anaknya atau cita-citanya masih panjang," pungkasnya.
Sementara orangtua Enda memaparkan, pada saat mendengar tangan kanan anaknya harus diamputasi, karena melihat kondisi luka bakar serius, dirinya merasa kaget dan sedih yang sangat dalam, papar Enang.
"Ya, menurut tim RS katanya harus diamputasi. Maka dari itu saya sedih dan merasa kaget juga seakan lemas seluruh badan mendengarnya. Jujur saja, sebetulnya tidak setuju anak saya harus diamputasi, apakah masih ada solusi terbaik untuk anak saya agar jangan sampai diamputasi," ungkap dia.(sn)