Cianjur - Jurnal News.
Miris, Satu keluarga yang Cacat dan miskin di kampung Lembur Tengah RT 005/002 Desa Cinerang, Kecamatan Naringgul, Cianjur, Jawa Barat, masih menempati saung reyod berukuran 2 X 3 meter, milik seorang seorang tokoh yang peduli pada keluarga tersebut.
Ya, adalah Abah Engkan yang kondisi tangan kanannya buntung (Red), setelah tersengat listrik sehingga harus di amputasi, sementara Suminar (69) istri abah Engkan, terhitung sejak tahun 2000, terkena katarak sehingga tidak bisa melihat (buta/red).
Mereka harus tinggal bersama anak bungsunya yang masih duduk dibangku Sekolah SMP, di sebuah saung reyod, karena rumah dan tanah yang dulu dimilikinya, habis dijual untuk berobat dan biaya hidup sehari-hari.
Salah seorang tetangganya mengatakan, tanah dan rumahnya sudah habis dijual untuk biaya berobat, dan abah Engkan juga punya anak yang sudah dewasa, tapi sekarang sudah menikah dan tinggal Bandung ikut suami, kata dia.
Seolah tak diakui dan diabaikan, satu keluarga cacat dan miskin tersebut, tidak terdaftar sebagai penerima bantuan dari pemerintah berupa Rutilahu, PKH, KIS dan lainya.
Engkan yang sudah tidak memiliki apa-apa, hanya bisa berserah diri sembari menanti uluran tangan dari siapapun yang peduli padanya.
Diakui Engkan, dengan segala keterbatasannya bekerja sebagai buruh serabutan, untuk makan nasi pun jarang, demi bertahan hidup kami hanya makan singkong hasil kebun saja.
Engkan berharap pada siapapun untuk bisa memberikan bantuan pada keluarganya, keinginan menyekolahkan anaknya ke tingkat Sma/sederajat merupakan impian terbesarnya, semoga kelak anak bisa berhasil, tidak seperti dirinya, harap Engkan mengatakan dengan mata berkaca-kaca.
Satu hal yang pantas dibanggakan perjuangan abah Engkan yang tidak pernah menyulutkan hatinya, setiap harinya bekerja keras mencari napkah untuk menapkahi istri dan anaknya walau hanya menjadi kuli serabutan dengan segala keterbatasan fisiknya.
Taryana Ketua RT. 005/002, kampung Lembur Tengah desa Cinerang membenarkan adanya pasutri yang mengalami cacad dan miskin.
"Keluarga Engkan yang biasa warga memangil dengan sebutan abah utung, memang benar dulunya tinggal dikampung lembur tengah, kalau sekarang sudah pindah ke kedusunan sebelah, dan kini menempati saung kebun milik salah satu tokoh, keluarga yang tergolong miskin, rumah dan tanahnya habis dijual untuk berobat dirinya ke rumah sakit, kasihan penyakit matanya yang tidak kunjung sembuh," kata Taryana.
Taryana sudah mengajukan permohonan bantuan kepada siapapun termasuk pemerintahan, agar keluarga Engkan mendapatkan uluran tangan untuk penghidupannya.
"Karena keluarga engkan terkendala dengan identitas kependudukan, sehinga pengajuan tidak terlealisasi, tapi sekarang sudah memiliki KTP Dan kartu keluarga, mudah mudahan saja keluarga engkan mendapatkan bantuan baik Rutilahu Dan PKH serta KIS," Kata dia.(Shandi)