DR (c) Suriyanto PD, SH, MH, M.Kn *)
Jakarta,jurnalnewssite.net Perhelatan pesta demokrasi untuk memilih pemimpin bangsa dalam lima tahun ke depan, usai sudah. Ir. Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin, akan menjadi nakoda agar bangsa ini mampu melaju menggenggam masa depannya, dan sejajar dengan Negara-negara maju di dunia.
Untuk mencapai harapan tersebut, tentunya perlu dukungan dari semua pihak, baik di tatanan pemerintahan, legislative dan yudikatif, serta masyarakat, dari pusat dan daerah.
Di tatanan pemerintahan, terkhusus pada pembantu Presiden, sangat diperlukan orang-orang yang tegas, cerdas dan cepat dalam bekerja, memiliki integritas dan mampu mengeksekusi program-program strategis yang bersentuhan langsung dengan kepentingan rakyat.
Dalam suatu kesempatan, Presiden Jokowi mengatakan terdapat program strategis yang menjadi sasaran pemerintahannya mendatang sebagai cara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
Apa yang disampaikan Presiden, harus dimaknai dalam persepektif yang lebih luas, sehingga program-program yang telah dicanangkan. Dalam kaitan ini Presiden membutuhkan pembantu yang memiliki karakter kuat dan mampu melakukan eksekusi program secara cepat. Namun tentunya, perlu disesuaikan dengan era dan zaman yang sedang berkembang. Memerlukan orang yang benar-benar ingin bekerja untuk Negara dan kemakmuran rakyat, tentunya orang yang tidak lagi mengedepankan kepentingan kelompok maupun kepentingan pribadinya.
Loyalitas seorang pembantu presiden harus sepenuhnya kepada presiden, bukan menyuarakan kepentingan kelompok. Presiden mencari pembantu yang bertipikel pekerja keras dan mampu mengambil keputusan secara cepat untuk menopang sejumlah program-program strategis pada lima tahun mendatang.
Selain syarat lain soal loyalitas dan integritas, Presiden juga harus waspada dalam menentukan pembantunya, bila perlu harus melalui fit and proper test, serta penelusuran rekam jejak dari para calon pembantunya yang benar benar valid, tidak hanya sekedar karena kedekatan.
Selain syarat lain soal loyalitas dan integritas, Presiden juga harus waspada dalam menentukan pembantunya, bila perlu harus melalui fit and proper test, serta penelusuran rekam jejak dari para calon pembantunya yang benar benar valid, tidak hanya sekedar karena kedekatan.
Tak kalah penting, Presiden juga harus berhati-hati saat ini dengan para calo jabatan yang mengatas namakan Presiden, atau partai politik yang mengiming-imingi jabatan menteri maupun jabatan lain dengan kompensasi imbalan.(dikutip strategi.com)
Saya sangat berharap presiden lima tahun ke depan dapat meneruskan cita-cita ya dengan para pembantunya yang benar benar seorang pejabat publik , dapat bekerja untuk kepentingan negara dan bangsa sesuai cita luhur yang terus didengungkan oleh Presiden Joko Widodo dan Wakilnya KH. Ma’ruf Amin.
*) Ketua Umum Persatuan Wartawan Republik Indonesia