Palembang, Jurnal New Site
Sengketa lahan tanah garapan kembali terjadi yang pada umumnya dialami oleh sejumlah masyarakat yang pada awalnya mencoba mencari peruntungan untuk menyambung hidup dengan mencoba melakukan cocok tanam di suatu wilayah yang kebanyakan tidaklah terjamah atau belum adanya suatu pengolahan secara baik di wilayah tersebut
Seperti halnya yang dialami oleh salah satu warga terkait yang berinisial A yang telah melangsungkan kehidupannya selama 30 tahun di Desa Negeri sakti Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, pada hari Selasa siang kami jumpai di pelataran Gedung DPRD Provinsi Sumatera Selatan usai mendatangi komisi 1 DPRD kota Palembang dan dalam kesempatan tersebut wanita yang telah berusia lebih dari separuh baya tersebut menyampaikan kepada beberapa awak media bahwa telah terjadi upaya sejumlah oknum yang melibatkan unsur pejabat pemerintah daerah setempat yang mencoba untuk menguasai sebuah lahan seluas 130 hektar yang telah digarap oleh sejumlah warga sejak tahun 90-an untuk digunakan sebagai wilayah hunian serta area bercocok tanam yang hingga tahun 2020 saat ini masih terus dimanfaatkan sebagai usaha untuk menyambung kelangsungan hidup mereka
Dalam kurun waktu tersebut sedikitnya terdapat sekitar 85 kk yang hingga saat ini masih mengharapkan adanya uluran tangan pihak pihak aparatur pemerintahan setempat terkait untuk dapat segera melakukan langkah langkah reperentif hukum agar sekiranya warga masyarakat yang berdomisili di wilayah tersebut dapat terus melangsungkan proses hidup dan kehidupan tanpa adanya pihak-pihak tertentu yang akan terus mencoba melakukan upaya untuk mengambil alih lahan tersebut hingga menimbulkan ketegangan bagi para warga masyarakat sekitar wilayah tersebut
Liputan
Bambang S
