BALI,-Jurnal News Site
Disebutkan oleh Kementrian ESDM, Pemerintah Indonesia selaku presidensi G20 mengenalkan target Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. tercantum dalam Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) yang mencakup rencana transisi energi dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT).
GSEN menargetkan, energi dari EBT sebesar 100% pada tahun 2060, dengan kapasitas 587 Gigawatt (GW), mencakup PLTS, PLTA, PLTB, PLTN, PLTBio, PLTP, dan PLT arus laut. Tambahan pembangkit setelah tahun 2030 hanya dari EBT. Mulai 2035 akan didominasi oleh Variable Renewable Energy (VRE) berupa PLTS, pada tahun berikutnya menyusul PLTB dan PLT arus laut. Ada pula, pumped storage akan dimulai pada 2025 dengan target 2060, sebesar 4,2 GW. Battery Energy Storage System (BESS) mulai masif
di tahun 2031, dan mulai masif pada 2051.
Mahasiswa Universitas Udayana, Dandi Ramadhani, dari fakultas Teknik Unud menyampaikan aspirasinya dengan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan investasi yang bagus, guna mendukung perkembangan EBT di Indonesia, dimana founding tersebut bisa digunakan oleh pemerintah untuk membangun GSEN itu sendiri, sehingga target Nett Zero Emission, bisa lebih cepat dari 2060.
Seperti yang terlihat di sisi Tol Bali
Mandara, salah satu dari 3 PLTS yang dipamerkan dengan membentuk tulisan
G20, PLTS yang dipamerkan pada G20 menunjukan komitmen Indonesia untuk transisi dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan.
Tidak hanya PLTS, Indonesia
selaku tuan rumah KTT G20 tahun ini juga menyediakan lebih dari 700 kendaraan listrik untuk mengangkut para tamu negara dan delegasi asing. Mulai dari mobil delegasi, shuttle bus, hingga motor listrik untuk ojek online hingga pengawalan. Penggunaan kendaraan listrik merupakan bagian dari komitmen Indonesia mempercepat transisi energi.
Dandi juga menyampaikan, perhelatan G20 menjadi ajang, sebagai langkah awal untuk menggalakkan, mempromosikan, EBT seperti yang dilakukan Indonesia dengan menggunakan kendaraan listrik itu sendiri, sudah menjadi langkah nyata, bahwasannya EBT, merupakan teknologi yang menjanjikan dan dapat diandalkan di masa depan.
Dirinya juga berharap, perhelatan Akbar G20 ini dapat menjadi motivasi masyarakat Indonesia maupun Dunia untuk mulai sadar akan perkembangan EBT yang dapat membantu pemerintah dalam peralihan transisi EBT sendiri, guna mempercepat GSEN dan target NZE 2060.
"Karena seperti yang disampaikan oleh presiden Joko Widodo, tidak hanya pemerintah saja, tetapi kita harus bergerak bersama, bekerja sama untuk mencapai target tersebut," harapnya.
Ditambahkan Dandi, "komitmen dari KTT G20 ini tidak hanya berhenti disini saja tetapi harus continuity berkelanjutan dan harus direalisasikan. Saya sebagai mahasiswa sudah merasakan dampak dari G20 ini dengan berpartisipasi langsung dalam salah satu rangkaian acaranya, yaitu pada pameran kendaraan listrik berbasis baterai yang mana pada event tersebut, saya jadi mengenal produk kendaraan yang memang sudah tersedia di Indonesia. Dan yang paling utama dari harapan teman-teman mahasiswa seperti saya yaitu, dapat melakukan penelitian/riset yang mendukung perkembangan EBT ini sendiri, sama seperti yang saya lakukan saat ini, dengan mengembangkan BTMS (Battery Thermal Management System) untuk pendinginan baterai, Agar kita sebagai penerus bangsa dapat mengambil peran nyata dalam mendukung perkembangan EBT sehingga target NZE dapat lebih cepat dari tahun 2060," tandas Dandi.