Jakarta,-Jurnal News Site.
Provinsi Jawa Tengah telah memiliki 2.353 desa mandiri energi dari total 8.500-an desa/ kelurahan. Terobosan Ganjar Pranowo, saat menjadi Gubernur Jawa Tengah tersebut, menjadi percontohan pengembangan energi baru dan terbarukan nasional
Keberhasilan tersebut, sebagai bukti bahwa Ganjar memiliki komitmen untuk terus melakukan upaya dalam transisi energi baru terbarukan.
Berbagai pemanfaatan energi terbarukan di Jawa Tengah terdiri dari pembangkit listrik tenaga surya, hidro, panas bumi, sampah, serta pemanfaatan energi nonlistrik seperti biodiesel, biogas, biomasa, dan gas rawa (biogenic shallow gas).
Dari 2.353 desa mandiri energi, terdiri atas 2.167 desa mandiri energi inisiatif, 160 desa mandiri energi berkembang, dan 26 desa mandiri mapan.
Keberhasilan transisi energi tersebut telah memberikan beragam manfaat. Di antaranya, biaya sistem kelistrikan yang lebih murah, diversifikasi ekonomi, pengembangan industri baru, munculnya lapangan kerja hijau, perbaikan kualitas udara, tanah, dan air, serta penurunan biaya kesehatan.
Kesuksesan Provinsi Jawa Tengah mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) diapresiasi nasional. Secara khusus, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo diundang oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) sebagai salah satu co-chair Civil 20 (C20 Indonesia), untuk sharing keberhasilan pengembangan EBT dalam rangkaian acara G20 side event dan Energy Transition Working Group (ETWG) Meeting di Bali, beberapa waktu lalu.
Ketua Umum ProGP, Dr. Suriyanto Pd, SH, MH, M.Kn menilai lompatan Ganjar Pranowo patut diapresiasi dan menunjukkan kuat terhadap pengembagnan energi baru terbarukan.
“Komitmen Jawa Tengah dalam pengembangan EBT sangatlah kuat. Ini terbukti bagaimana Jateng saat dipimpin Bapak Ganjar telah merencanakan pembangunan energi daerahnya, dan di RPJMD-nya yang konsentrasi pada EBT. Ini merupakan langkah strategis, dan saya yakin nantiya komitmen tersebut akan dilanjutka kembali oleh beliau ketika terpilih menjadi presiden. Transisi energi yang berkelanjutan ini memiliki tingkat urgensi yang tinggi,” kata Suriyanto melalui keterangan di Jakarta, Senin 2 Oktober 2023.
“ Transisi energi ini sangat penting bagi Indonesia. Apalagi kita bisa meyakinkan masyarakat bahwa proses ini bisa menciptakan masa depan yang lebih baik. Dan Pak Ganjar telah memulainya,” ujar Suriyanto.
[jgd/red]